Categories
ODOP

Komunitas ODOP: Strategi Lulus ODOP

Saya cukup lama memantau instagram Komunitas ODOP. Beberapa hal menarik perhatian saya, sehingga pada 29 Desember 2019 saya memutuskan untuk mengirimkan direct message via instagram. Isi pesan saya adalah menanyakan kapan Komunitas ODOP kembali membuka open recruitment untuk anggota baru. Tanggal 19 Januari 2020 pesan saya mendapat jawaban: pantau terus media sosial ODOP. Okesip. Saya ikuti sarannya. Saya nyalakan notifikasi postingan sehingga saya mendapatkan alert postingan baru dari ODOP

Suatu hari saya mendapatkan informasi mengenai pembukaan anggota baru Komunitas ODOP, maka saya mempersiapkan segala yang diperlukan. Ketika waktu pengumuman tiba, saya diterima menjadi salah satu anggota ODOP (walaupun sebelumnya ada permintaan agar saya mengoreksi tulisan yang menjadi prasyarat pendaftaran). Setelah diterima, ada jeda waktu +/- 1 pekan untuk beradaptasi dan menyiapkan diri untuk perjalanan menulis 1 tulisan dalam 1 hari. Ketika tantangan dimulai, saya melihat teman-teman begitu antusias dengan menghasilkan tulisan yang bagus-bagus. Ini membangkitkan semangat tersendiri untuk saya. Saya kira, saya perlu menyesuaikan langkah dengan ritme yang ada agar tidak tergopoh-gopoh lalu tertinggal jauh di belakang. 

Maraton menulis ini berlangsung dalam kurun waktu +/- 2 bulan. Perlu stamina yang tidak main-main bagi saya yang punya permasalahan konsistensi. Untuk itu, saya perlu menyiapkan strategi agar dapat selamat sampai garis finish maraton one day one post ini. Tidak hanya stamina, saya juga perlu menetapkan strategi agar kemampuan menulis saya juga meningkat seiring dengan konsistensi menulis. 

  1. Membuat tenggat mandiri.

Sebisa mungkin, saya menulis pada malam hari ketika anak-anak sudah tertidur. Namun, seringnya saya ikut tertidur selepas isya karena kelelahan. Oleh karena itu, saya menyempatkan diri untuk menulis kapan pun ada kesempatan. Saya membuat tenggat mandiri untuk menulis setiap harinya: paling lambat ashar harus sudah selesai menulis. Untuk posting tulisan di blog, saya tetapkan tenggat paling lambat magrib. Untuk keperluan submit tugas, sesegera mungkin setelah posting tulisan di blog. 

  1. Membuat jadwal tema menulis harian. 

Terinspirasi dari teman-teman di grup squad blog ODOP, saya tertarik juga membuat jadwal tema menulis untuk setiap harinya. Saat ini, saya memiliki tugas menulis jurnal dari komunitas lain. Hal ini cukup membantu saya dalam menyediakan tema tulisan setiap harinya. Namun demikian, tugas jurnal ini berumur 15 hari. Setelahnya, saya perlu mencari ide tema tulisan setiap harinya. Harapannya, pembuatan jadwal tema dapat menghindarkan saya dari kebingungan memulai tulisan. 

  1. Membuat jadwal membaca. 

Untuk bisa menulis dengan baik, saya perlu lebih banyak membaca. Saya percaya, dengan membaca lebih banyak, tulisan saya menjadi tidak monoton dan lebih kaya akan kosakata. Setidaknya, dalam satu hari saya sempatkan membaca 1 halaman buku. Tidak hanya buku, saya mewajibkan diri saya untuk membaca tulisan teman-teman saat blog walking. Minimal 3 halaman blog dikunjungi dalam satu hari.

  1. Mendengar podcast tentang dunia literasi.

Ada jadwal dimana saya tidak memungkinkan membaca atau menulis tetapi masih bisa mendengar secara aktif yaitu saat menyetrika. Sembari menyetrika, saya sembari juga mendengarkan podcast agar kegiatan menyetrika lebih semarak. Saya memilih mendengarkan podcast bertema literasi  agar lebih bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam bidang literasi. 

  1. Mengasah keterampilan mengatur jadwal.

Sebagai istri dan ibu, kewajiban utama saya adalah mengasuh anak-anak dan mengurus rumah. Sebelum sampai pada kegiatan membaca dan menulis, saya upayakan kewajiban pada ranah ini selesai terlebih dahulu. Artinya, saya harus lebih apik dalam mengatur jadwal. 

Harapan untuk Komunitas ODOP. 

Saya melihat Komunitas ODOP sudah dibangun dan dijalankan dengan sangat baik oleh pionir dan tim pengurus hingga saat ini. Harapan saya, semoga Komunitas ODOP konsisten tidak hanya membiasakan menulis, tetapi juga meningkatkan kualitas tulisan anggota. Ini yang menjadi nilai lebih Komunitas ODOP dibandingkan komunitas sejenis yang pernah saya ikuti.

Semoga tulisan ini memberi manfaat untuk teman-teman yang membaca. 

Tabik!

35 replies on “Komunitas ODOP: Strategi Lulus ODOP”

Ga setiap saat sih mba, cuma pas nyetrika doang. Kalo sembari masak malah jadi pecah konsentrasi.. wkwkwk

If there is a will, there is a way. Katanya sih gtu mba.. wkwkwk. Semoga tetep dimudahkan nulis ya mba sampe seterusnya

Saya selalu iri dengan ibu2 yang punya tulisan sekeren ini … Semoga saya juga bisa mengikuti jejak kakak yaaa… ?

Terima kasih bun sharingnya jdi dapt ide bru hehe. buat tenggat waktu seperti cocok buat saya soalnya msh susah mengatur waktu yang pas.

Saya juga blm bisa mengalokasikan waktu khusus buat nulis. Jadi tenggat waktu kayaknya lebih cocok. Kapan aja bisa agak lowong, cicil nulis.

semoga semua bisa lancar … aku juga berusaha ikuti semua saran dna yg cocok diterapkan … tapi mending malam inspirasi keluar banyak …

[…] Komunitas ODOP sebenarnya hanya menyajikan sebuah sistem yang tidak menjamin setiap anggotanya mempunyai kebiasaan menulis setiap hari. Buktinya, tidak sedikit juga teman-teman yang tidak berhasil melanjutkan perjuangan hingga akhir (saya juga belum sih, mohon doanya. Semoga selamat sampai akhir). Di awal, saya dan teman-teman satu angkatan sempat menuliskan tentang strategi lulus orientasi komunitas ODOP ini. Tulisan saya terkait strategi tersebut dapat dilihat di sini. […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *