Categories
ODOP

Ulasan Cerpen Ngodop: Jabat Tangan Lima Puluh Juta

Berangkat dari sebuah tugas wajib di kelas One Day One Post (ODOP), saya akan membuat ulasan cerpen ngodop. Ngodop apa sih? Ngodop adalah suatu blog komunitas ODOP yang berisi berbagai tulisan fiksi dan non fiksi dari member ODOP. 

Ulasan Cerpen Ngodop: Jabat Tangan Lima Puluh Juta

Jabat Tangan Lima Puluh Juta

Cerpen karya Nio Zaharani menceritakan tentang Erka yang mencoba melindungi Ibu Dariyah dan Agum, anak Ibu Dariyah, dari serangan seorang wanita kaya yang berhenti di depan lapak toko buku bekas milik Ibu Dariyah. Diceritakan bahwa kebahagiaan yang terpancar dari mereka (termasuk Erka) menerbitkan rasa lapar si Wanita Kaya sehingga ia ingin mencicipi kebahagiaan tersebut (dengan memakan mereka?). 

Erka berusaha sebisa mungkin untuk menghalangi Wanita Kaya mengganggu Ibu Dariyah dan Agum. Erka yang digambarkan bertubuh kurus mempunyai tenaga yang kuat sehingga mampu menekan tubuh lawan gulatnya di lantai. Dengan posisi menghimpit seperti itu, Erka menanyakan apa sebenarnya motivasi Wanita Kaya mengganggu mereka yang sedang menikmati bahagia. Wanita tersebut lalu menceritakan masa lalunya yang diam-diam ingin ia ulangi lagi. Masa lalu yang ditinggalkan demi tidak mau mati karena miskin. Apakah Erka termakan alasan Wanita Kaya tersebut dan menjadi jatuh kasihan? Baca cerita lengkapnya pada ngodop.com dengan memilih menu Lakon dan carilah cerpen berjudul Jabat Tangan Lima Puluh Juta

Ulasan Cerpen Ngodop: Tentang Tema dan Konflik

Cerpen bernuansa surealis ini mengangkat tema kesenjangan sosial ekonomi antara si Kaya dan si Miskin. Wanita Kaya sebagai perwakilan dari kaum berada dan Ibu Dariyah, Agum, serta Erka digambarkan sebagai perwakilan kaum miskin. Walau kaya, si Wanita Kaya ternyata tidak memiliki apa yang dimiliki kaum miskin: kebahagiaan. Tidak hadirnya kebahagiaan pada orang kaya ini menjadi konflik cerita pendek ini. 

Ketidakbahagiaan itu tidak lain disebabkan Wanita ‘menjual’ jiwanya dengan rupiah bernilai tertentu. Wanita Kaya dulunya juga miskin, tapi ia tidak tahan hidup miskin berlama-lama. Karenanya, ia jual kebahagiaannya dengan uang. Setelah menjadi kaya, Wanita Kaya sering menindas orang miskin

Nuansa surealis pada cerpen ini sebenarnya menarik. Hanya saja, surealisme agak tanggung dihadirkan di sini. Wanita Kaya disebutkan lapar karena bosan. Lalu ia melihat kebahagiaan Ibu Dariyah cs yang dinilai lezat dan ingin ‘memakan’ mereka. Walaupun demikian, Wanita Kaya tidak benar-benar ‘memakan’ mereka. Saya penasaran betul, bagaimana ‘memakan’ Ibu Dariyah yang bahagia dapat menularkan bahagia kepada Wanita Kaya? Jika hal itu bisa terjadi, Wanita Kaya bisa makan siapa saja yang dia lihat bahagia. Tidak perlu repot kembali ke masa lalu. Ia tetap kaya dan bisa bahagia. Jika bahagia habis (ditandai dengan lapar), ia ‘makan’ lagi orang-orang yang bahagia. 

“Tapi, aku juga benci miskin! Aku hanya ingin bahagia!”

Cerpen Jabat Tangan Lima Puluh Juta

Tentang Penokohan

Diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga, protagonis diperankan oleh Erka dan antagonis diperankan oleh Wanita Kaya. Penggambaran Wanita Kaya cukup detail dengan tubuh ideal, pakaian berbahan sutera, berkendara mobil sedan hitam berkilau, dan kacamata hitam (kenapa ia perlu memakai kacamata hitam sedangkan ia berada di dalam mobil? Silau kah?)

Erka digambarkan sebagai seorang karyawan toko bertubuh kurus. Agum digambarkan sebagai seorang anak berusia 6 tahun tapi perawakannya seperti balita; pendek dan kurus. Saya menduga Agum kurang gizi. Sebenarnya, kata balita ini agak kurang tepat disematkan bersama kurus sebagai penjelas balita karena banyak juga balita yang gemuk. 

Ibu Dariyah tidak banyak dijelaskan dalam cerita.

Tentang Latar

Latar lokasi mengambil tempat di sebuah toko buku bekas yang berada di antara gedung-gedung. Ada gang sempit di dekatnya yang menggambarkan lokasi tersebut berada pada kawasan masyarakat miskin. 

Saya penasaran, kenapa penulis mengambil toko buku bekas sebagai latar tempat? Apakah Ibu Dariyah suka membaca? Atau sebelumnya berprofesi sebagai pengumpul buku bekas lalu ia jual di tokonya sendiri? Tidak ada clue tambahan tentang pemilihan toko buku bekas ini sehingga saya merasa toko buku bekas menjadi tempelan pada cerita. 

Tentang Nilai yang Terkandung dalam Cerpen

Saya menangkap nilai yang ingin diangkat adalah untuk menjadi kaya, janganlah menyusahkan orang kecil. Kekayaan dapat diraih dengan cara yang lebih apik tanpa menyakiti orang lain. 

Overall, cerpennya bagus. Ada makna tersirat yang ingin disampaikan dengan balutan cerpen surealis. Saya kira segitu dulu ulasan cerpen ngodop kali ini. Membaca cerpen memang menyenangkan 🙂

One reply on “Ulasan Cerpen Ngodop: Jabat Tangan Lima Puluh Juta”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *