Hai Bunda! Apa kabar? Semoga Bunda dalam keadaan sehat selalu ya. Aamiin. Kali ini saya mau cerita tentang sebuah kelas cerpen yang saya ikuti di Komunitas Ibu Profesional Bekasi. Di kelas ini, ada sesi bernama Bedah Karya. Pada sesi ini, cerpen yang telah dikirimkan peserta dikirimkan ke mentor dan dibedah tidak hanya oleh mentor, tetapi juga oleh peserta lainnya. Sesi tersebut baru aja berakhir kemarin malam. Karena senengnya masih terasa, saya sempatkan untuk menulis di sini agar tersimpan baik memorinya dan semoga menjadi manfaat bagi yang membaca.
Kelas Tips Menulis Cerpen bersama Zya Verani
Kelas Tips Menulis Cerpen ini adalah salah satu program kerja dari Rumah Belajar (Rumbel) Literasi Ibu Profesional Bekasi. Jika biasanya program yang ada dikhususkan bagi anggota rumbel, program kali ini berbeda. Rumbel Literasi mengajak seluruh anggota Ibu Profesional (IP) Bekasi untuk bergabung dalam kelas ini. Tercatat 53 orang peserta telah bergabung dalam kelas yang menggunakan platform grup Whatsapp sebagai media komunikasinya. Dari total 53 orang, 1 orang menyatakan mundur di tengah perjalanan karena satu dan lain hal.
Kelas diawali dengan pemberian materi tentang menulis cerpen yang berlangsung pada tanggal 16 Otkober 2020 silam. Zya Verani sebagai pemateri memberikan materi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait menulis cerpen. Setelah rampung materi diberikan dan semua pertanyaan dijawab, kak Zya meminta kami membuat satu buah cerpen bertema Kenangan. Nantinya, akan dipilih 3 cerpen terbaik dari kelas ini. Waw, menarik! Tapi ini belum selesai. Bagi peserta yang ingin cerpennya dibedah, peserta dapat mengirimkan cerpen karyanya sebelum tanggal 23 Oktober 2020. Semakin menarik!
Kapan ya kira-kira saya terakhir selesai membuat cerpen? Kayaknya sudah lama sekali berbilang tahun. Seringnya menulis flash fiction atau fiksi mini karena jumlah katanya tidak terlalu banyak. Saya bertekad membuat satu cerpen dengan selesai dan mengikutsertakannya pada sesi bedah karya. Jadi, saya mencoba menulis cerpen. Satu cerpen belum selesai, saya teringat alur cerita yang lainnya. Alhasil, cerpen yang sudah dibuat tidak diselesaikan. Duh, klasik banget dah!
Pukul 22.00 saya mulai cerpen yang baru. Hampir 2 jam kemudian saya sudah menyelesaikan ceritanya. Tapi ada sedikit kendala. Maksimal jumlah kata yang disyaratkan adalah 1.000 kata, sedangkan cerpen saya banyak lebihnya dari 1.000 kata. Saya sempatkan untuk memotong kata sembari liat jam secara berkala, khawatir keasyikan memenggal kalimat malah terlewat batas pengumpulan naskah. Akhirnya, cerpen dapat memenuhi maksimal jumlah kata yang disyaratkan lalu buru-buru saya kirimkan. Alhamdulillah. Akhirnya saya mampu menyelesaikan satu cerpen utuh, bahkan tanpa kerangka karangan sebelumnya (ini kebiasaan saya menulis cerpen: menulis kerangka karangan di awal)
Sesi Bedah Karya
Ini sesi yang saya tunggu-tunggu: Sesi Bedah Karya. Dari total 51 peserta (1 orang mengundurkan diri, 1 orang adalah mentor), sebanyak 17 orang mengirimkan cerpennya untuk dibedah. Cerpen saya ada di urutan 16. Di pagi hari, beberapa jam sebelum sesi Bedah Karya, kami diberikan sebuah daftar berisi tautan file cerpen peserta Bedah Karya. Saya membaca satu per satu cerpen teman-teman yang lainya. Bagus-bagus loh! Salah satu yang bagus itu adalah cerpen tentang seorang anak yang tidak sadarkan diri saat usianya tepat 13 tahun. Pada alam bawah sadar si anak, ia diceritakan ada di suatu tempat yang tidak dikenali. Di sana ia bertemu seseorang yang terlihat seumuran dengannya. Ia mengajak anak tersebut bertualang. Setelahnya diceritakan petualangan mereka dan akhir cerita yang apik. Saya suka!
Cerpen lainnya yang saya suka adalah tentang seorang wanita yang dibuntuti oleh seorang pria. Saya yang membaca seperti ikut dibuntuti: degdegan. Akhir ceritanya tidak terduga.
Pada giliran saya, sesi beda karya cukup riuh karena beda pandangan tentang alur, setting waktu dan lain-lain. Hahaha. Gimana sih ini yang nulis cerpennya ;D
Agar bisa dinikmati, saya menandai beberapa masukan dan merevisi cerpen saya (bisa dibaca di sini ya). Memang saat penulisan cerpen di awal, karena diburu waktu, saya tidak membaca ulang cerpen yang sudah dibuat sehingga ada beberapa hal yang terlewat untuk diperbaiki. Karena sudah direvisi, semoga cerpennya dapat dibaca dengan nyaman sebagai penghibur.
Sesi ini menarik sekali. Berlangsung selama 3 hari, kami diberikan beberapa tips untuk memperbaiki tulisan cerpen. Dari sisi logika jalan cerita, pembuatan konflik, kesesuaian tema, dan lain sebagainya. Pada sesi ini juga, para peserta leluasa untuk memberikan komentar pribadi terkait cerpen yang sedang dibedah. Tidak jarang obrolan malah ngalor-ngidul beralih ke drama korea, dorama jepang, anime, bahkan cinnamon roll (yang terakhir ini bukan sejenis drama atau animasi ya :D). Suasana yang santuy ini menjadi salah satu momen yang akan saya rindukan kelak. Ya malah melow. Heu.
Sesi Bedah Karya ini adalah sesi terakhir sebelum batas akhir pengumpulan naskah. Semoga nantinya akan ada lagi kelas-kelas serupa terkait keterampilan menulis.
Saya kira itu aja cerita saya tentang kelas menulis cerpen yang saya ikuti. Semoga bermanfaat dan menghibur bagi yang membaca 🙂
One reply on “Sesi Bedah Karya Kelas Tips Menulis Cerpen”
[…] Cerpen ini telah direvisi sebagai tindak lanjut sesi Bedah Karya Kelas Tips Menulis Cerpen bersama Zya Verani yang berlangsung pada 24 Oktober […]