Categories
Uncategorized

Mengenal Cara Menulis Opini untuk Media Massa

Haaai, Bunda! Sudah baca judul tulisan ini? Yak, kali ini saya mau nulis tentang mengenal cara menulis Opini. Materi ini saya dapatkan pada kelas materi komunitas One Day One Post (ODOP) pada pekan ini. Sebagai pengingat, materi pekan lalu tentang puisi dapat Bunda baca di sini. Pemateri kali ini adalah Pak Wakhid Syamsudin yang tulisannya sudah sering mejeng di beberapa media massa. Wew! Sekadar info, Pak Wakhid ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum ODOP pada tahun 2019 loh. Saat ini beliau menduduki posisi Pimred pada website ngodop.com. Tidak berlama-lama, yuk ah kita mengenal cara menulis opini. 

Mengenal Opini (Apa Bedanya dengan Essay?)

Pertama-tama, mari kita mengenal apa itu opini. Dikutip dari buku berjudul Berdakwah Lewat Tulisan karangan Aep Kusnawan, opini adalah suatu tulisan yang memuat fakta, masalah yang ada di tengah masyarakat, ulasan atau kritik yang disertai gagasan atau pendirian subjektif juga argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung pendirian itu. Bingung ndak? Wkwkwk. Jadi, senangkepnya saya, ada 4 komponen yang ada dalam opini sesuai dengan definisi yang telah disebutkan: 

  1. Fakta
  2. Masalah
  3. Ulasan atau kritik (gagasan dan argumentasi)
  4. Bukti (data statistik)

Penulisan opini membutuhkan penguasaan penulis atas bidang yang ditulis. Adapun bidang yang ditulis biasanya spesifik pada satu bidang tertentu seperti pendidikan, ekonomi, budaya, keuangan, dan lain-lain. Sehingga, biasanya penulis opini adalah orang-orang yang memiliki kemampuan menulis yang baik, analitis, tajam, serta sistematis.

Umumnya, artikel berjenis opini ini masuk ke dalam rubrik yang namanya bervariasi seperti Gagasan, Opini, Wacana, atau Forum. Lalu, apa ada beda opini dengan essay? Menurut Pak Wakhid, koran terkadang memuat essay dan opini pada rubrik yang sama. Dengan begitu, bolehlah saya mengambil kesimpulan bahwa pada media massa, opini dan essay merupakan jenis tulisan yang serupa. 

Manfaat Menulis Opini: Menuangkan Eskpresi hingga Mendapatkan Duit

Dilansir dari Buku Sakti Menulis Opini karangan Budiatul Muchlisin, penulis menyebutkan ada 3 (tiga) manfaat yang bisa didapatkan dari menulis opini:

Manfaat Ekspresi

Opini dapat menjadi wadah dalam berekspresi. Jika kita memiliki gagasan atau kegelisahan tentang suatu hal, maka tuangkanlah dalam bentuk opini. Gagasan yang didukung oleh argumentasi dan latar belakang kompetensi yang sesuai akan memberikan persepektif dan pencerahan bagi pembaca. Bagi penulis, jika tulisannya dimuat pada sebuah media massa, akan memunculkan kepuasan psikologis tersendiri. Ia telah mampu mengekspresikan ide dan gagasannya sehingga tanggung jawab intelektualnya telah tertunaikan dengan baik.  

Pun dengan kegelisahan. Jika ada suatu hal yang mengganjal hati dan ingin disuarakan, tulisalah sebuah opini yang terstruktur rapi. Selain meningkatkan keterampilan menulis, kegelisahan yang disalurkan dalam bentuk opini dapat menyehatkan fisik dan mental penulisnya juga loh. Daripada misuh-misuh kan ya Bund.

Manfaat Eksistensi

Popularitas, kata Pak Wakhid, dapat menjadi salah satu manfaat menulis opini. Dengan menulis opini dapat menguatkan personal branding untuk memasarkan diri secara individu. 

“Bila engkau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah.”

(Imam Al-Ghazali)

Manfaat Ekonomi 

Dikatakan oleh Pak Wakhid, opini yang tayang di sebuah media massa biasanya akan mendapatkan honorarium (walaupun ada juga media yang tidak membayarkan opini yang tayang). Jika sangat produktif dan banyak tulisan opini yang ditayangkan, bukannya tidak mungkin total honor yang didapatkan akan melebihi gaji utama. Karenanya, rajinlah berlatih memulai. Tidak ada yang instan, semua butuh proses panjang. Walaupun demikian, jangan mudah putus asa. Jangan enggan memulai. Semua perjalanan panjang membutuhkan langkah pertama. 

Tiga bekal utama bagi penulis opini: 

1. Rajin dan kuat membaca

2. Selalu mengikuti perkembangan informasi

3. Gigih dan mencintai dunia menulis

(Badiatul Muchlisin Asti dalam Buku Sakti Menulis Opini)

Langkah-langkah Cara Menulis Opini

Setelah mengetahui manfaat menulis opini, semoga kita semakin kukuh untuk berlatih menulis opini. Adapun langkah-langkah yang diberikan Pak Wakhid untuk menulis opini adalah sebagai berikut: 

1. Memilih isu

Karena opini erat kaitannya dengan media massa, maka menulis isu aktual adalah sebuah keharusan. Isu aktual bisa didapat dari media sosial yang semakin hari semakin aktif. Kita bisa cek isu apa yang sedang menjadi trending topic, viral, ramai diperbincangkan, dan lain sebagainya.

Selain isu yang sedang viral, kita bisa juga mengambil topik dari isu aktual yang teragenda. Wait, apa itu isu aktual yang teragenda? Dalam setahun, biasanya kita memperingati berbagai hari penting, kan? Hari Ibu, Hari Sumpah Pemuda, Hari Bhayangkara, dan lain sebagainya. 

2. Menentukan sudut pandang (angle)

Menentukan sudut pandang berfungsi agar bahasan dalam opini kita padat dan fokus. Hal ini juga menjadi salah satu tuntutan media yang memiliki space terbatas dalam menayangkan opini. Oleh karena itu, sudut pandang ini harus ditentukan di awal sebelum menulis agar bahasan tulisan kita tidak melebar kemana-mana. 

Sudut pandang yang pas dan tepat dalam meneropong sebuah isu atau peristiwa dapat menjadikan tulisan kita menarik dan disukai pembaca. Tugas penulis opini, menurut Pak Wakhid, memang demikian: mengajak pembaca memaknai peristiwa dalam sudut pandang yang unik, tidak terduga, sekaligus memberikan pencerahan. Wah, kayaknya perlu lebih banyak baca rubrik opini dan sejenisnya ya agar bisa mempelajari sudut pandang yang diambil para penulis opini . 

3. Mengumpulkan data referensi

Mengumpulkan data referensi ini penting. Hal ini menunjukkan bahwa gagasan atau isu yang kita bawa benar-benar ada dan didukung dengan data referensi yang sesuai. Referensi dapat diambil dari buku, pernyataan tokoh, atau hasil pencarian di website. Referensi pada koran tidak memiliki daftar sendiri seperti pada buku. Maka, sumber referensi dapat langsung ditempatkan pada tulisan. Contoh:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *