Categories
Uncategorized

Ga Nyesel Masuk ODOP

Bund..untuk memperingati hari ini sebagai hari untuk post tulisan terakhir di ODOP, saya mau tulis tentang review saya selama mengikuti komunitas ODOP selama kurang lebih 2.5 bulan. Yang jelas, saya ga nyesel masuk ODOP!

First Impression terhadap ODOP

Saya ingat, saya pernah kirim direct message ke akun instagram komunitas ODOP untuk menanyakan kapan buka pendaftaran anggota baru. Jawabannya diplomatis: ditunggu pengumumannya.

Beberapa waktu kemudian saya lihat ada pengumuman pembukaan untuk member baru. Tidak pikir panjang, saya kerjakan sebuah tulisan bertema kebiasaan baru saat pandemi sebagai syarat pendaftaran.

Saya buat tulisan tersebut dan saya post di blog, lalu buru-buru menyelesaikan proses pendaftaran. Pada tenggat akhir pendaftaran, saya dihubungi mba Lilis yang menyampaikan bahwa tulisan saya perlu ada sedikit perbaikan. Yang ada di pikiran saya saat itu: Wew tulisan gue dibaca loh ternyata!

Saya kira tulisan tersebut hanya sebagai formalitas aja dan kalau begitu tentu tidak perlu repot-repot mengabarkan kalo tulisan saya perlu perbaikan. Tapi tidak, saya diharuskan mengedit sedikit agar sesuai tema yang disyaratkan. Setelah mengedit, saya melapor kembali ke mba Lilis.

Beneran serius nih kayaknya ODOP.

Kurikulum yang Komprehensif

Tentang kurikulum, saya begitu terpesona. Yang saya butuhkan selama ini dapat dipenuhi oleh komunitas ODOP dalam waktu relatif singkat, 2.5 bulan. Apa yang saya perlukan? Materi menulis fiksi dan non fiksi.

Apa saja materi tulisan non fiksi? Ada menulis autobiografi, artikel, opini, resensi, dan lain sebagainya. Sedangkan pada materi fiksi ada tentang cara membuat paragraf pembuka, membuat konflik, dan lain sebagainya

Kami benar-benar belajar lalu praktek. Tidak berhenti di situ, ada sesi bedah karya. Pada sesi bedah karya, karya yang terpilih bisa dikomentari ramai-ramai oleh peserta ODOP lainnya. Harapannya, dari sesi ini penulis mendapat saran untuk perbaikan tulisan ke depannya.

Sudah selesai? Belum! Sebagai penutup dan kenang-kenangan, kami diwajibkan membuat karya bersama berupa antologi. Berdasarkan hasil voting, kami seangkatan terbagi menjadi dua antologi: fiksi dan non fiksi. Sampai dengan tanggal 23 November, saya dan teman-teman menyiapkan tulisan untuk proyek antologi kami. Mohon doanya ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *