Tawamu pulang mengajak serta ratapan
Lalu tawa menghilang terbang
Meninggalkan setangkup masa depan
Yang masih ingin merangsek menjulang
Kausajikan secangkir kesia-siaan
Yang semerbak menggambar ilusi
Yang kukira merengkuh asa
Dalam buaian seorang penyair
Detikku telah surut
Bibirmu tetap menggembok kata
Gelombang ini memabukkan
Segera aku ingin pulang
Pada hati yang kedinginan
Bekasi, Oktober 2020
6 replies on “Secangkir Kesia-siaan”
Puisinya bgs, Kak
Makasih, Kak Ael
Suka dengan pemilihan diksinya, metapora yang pas
Waa..makasih mas Yonal
Keren sih ini puisinya
Suka banget sama diksinya
Terharu..makasih mba Vera