Categories
Uncategorized

Mengenal Ragam Penerbit Buku

Bunda, kali ini saya mau berbagi tentang materi yang didapat di kelas ODOP hari ini tentang mengenal ragam penerbit buku yang disampaikan oleh Kak Ilham Miftahuddin yang merupakan editor in chief Mizan Publishing House. Sebenarnya saya tidak hadir langsung di kelas karena ketiduran ketika nemenin bocah tidur. Sayang banget sih karena ga bisa ikutan serbu pertanyaan sama temen-temen yang lain. Serunya kalau lagi ada kelas materi di ODOP tuh gitu, saking antusiasnya, ketika sesi tanya-jawab dibuka, kami langsung sigap menyerbu pemateri dengan pertanyaan. Pernah ada satu momen dimana dalam 2 menit dibuka sesi tanya-jawab, langsung belasan pertanyaan yang masuk. Luar biasa semangat belajarnya!

Anyway, walaupun ga sempat hadir langsung, saya sempatkan menyusul membaca materi yang diberikan. Sayang untuk dilewatkan begitu saja, saya tuliskan di sini agar lebih bermanfaat luas. 

Mengenal Ragam Penerbit Buku

Bunda mungkin sudah tidak asing dengan istilah penerbit mayor, tetapi mungkin belum kenal betul apa sih penerbit mayor itu. Lalu, jika ada penerbit mayor, apa ada juga penerbit minor? Dulu pertanyaan itu pernah muncul di kepala saya.. hehehe. 

Kak Ilham menyampaikan, jenis penerbit ada 3: penerbit mayor, penerbit indie, dan self publishing. Jadi, jelas ya ga ada penerbit minor.. wkwkwk. 

Disebut penerbit mayor biasanya bisa dilihat dari skala produksinya yang besar dari segi banyaknya jumlah buku yang diterbitkan, maupun dari oplah cetak untuk masing-masing judul buku. Selain mempertimbangkan kualitas tulisan, penerbit mayor juga menakar betul potensi pasar buku yang akan diterbitkan. Beberapa contoh penerbit mayor ada Kompas-Gramedia Grup, Mizan Grup, Agro Media Grup, dan lain sebagainya.  

Selain penerbit mayor, ada penerbit indie yang dari sisi kurasi karya tidak jauh beda dengan penerbit mayor. Hanya saja, penerbit indie lebih mengedepankan idealisme dibandingkan sisi komersial dalam proses kurasi sebelum menerbitkan buku. Sehingga, kita bisa melihat penerbit indie lebih berani menerbitkan buku yang cenderung kontroversial. Apa aja sih contoh penerbit indie ini?  Ada Marjin Kiri, Banana Book, Gambang Pustaka, dll. 

Sering dikira penerbit indie, self publishing sesungguhnya berbeda dengan penerbit indie. Pada self publishing house, penulis membiayai sendiri buku yang akan diterbitkan, termasuk juga proses pemasaran dan distribusinya. Beberapa penerbit indie juga melayani self-publishing. Menurut Kak Ilham, yang terpentinh perlu diperhatikan jika Bunda atau teman-teman ingin menggunakan jasa self publishing ini adalah kualitas editor. Editor yang baik mampu membuat tulisan yang diterbitkan menjadi lebih baik dan diterima oleh pembaca luas.

Kenalan Yuk dengan Mizan Grup!

Berhubung pemateri kali ini berasal dari Mizan Grup, sekalian kita kenalan dengan Mizan Grup yuk! Siapa sih yang ga kenal grup penerbit Mizan? Salah satu penerbit mayor yang well-known di Indonesia ya. 

Mizan Group merupakan salah satu grup penerbit besar di Indonesia. Unit u saha Mizan Group terdiri dari beragam penerbit seperti Mizan Pustaka, Bentang Pustaka, Noura Publishing, Expose Branding, Muffin Graphics, Pelangi Mizan, dan Mizan Wacana.  

Tidak hanya penerbit, grup Mizan juga memiliki channel distribusi sendiri seperti Mizan Media Utama, Mandira Dian Semesta, dan Mizanstore. 

Mengirimkan Naskah Tulisan ke Mizan Pustaka

Kak Ilham menginformasikan bahwa sampai dengan saat ini, Mizan Pustaka masih menerima naskah tulisan dalam bentuk hardcopy atau naskah cetak. Bagi Bunda dan teman-teman yang berencana mengirimkan naskah tulisan ke Mizan Pustaka, perhatikan ketentuan teknis berikut:

Spesifikasi teknis naskah tulisan:

Ditulis pada kertas ukuran A4 dengan format huruf Times New Roman (TNR) ukuran 12, spasi 1,5 dan panjang tulisan minimal 75 halaman hingga 150 halaman.

Bunda juga perlu perhatikan kriteria naskah yang dipertimbangkan Mizan untuk diterbitkan:

  1. Naskah bersifat orisinal atau tidak melanggar hak cipta (plagiat).
  2. Belum pernah dipublikasikan pada penerbit lain.
  3. Memiliki cerita yang unik dan tidak klise. Tidak klise ini bisa berarti tema yang dibawakan bersifat timeless, tidak cepat basi, atau bisa juga diartikan mengusung kebaruan.
  4. Tulisan disusun dengan logis dan sistematis.
  5. Memiliki peluang pasar yang bagus.
  6. Tulisan tidak berpotensi memicu konflik SARA

Jika telah sesuai dengan kriteria di atas, Bunda dapat mengirimkan naskah tulisan ke alamat sinopsis karyanya ke alamat redaksi di Jalan Cinambo No. 135, Cisaranten Wetan, Bandung 40294. Jangan lupa, beserta naskah tulisan, sertakan juga surat pengantar, riwayat hidup, dan sinopsis karya Bunda. Persyaratan lengkap terkait pengiriman nasakah tulisan dapat Bunda lihat di sini.

Tim redaksi akan mengevaluasi naskah penulis yang masuk. Jika memungkinkan untuk diterbitkan, editor akan langsung menghubungi penulis. Setelahnya akan ada diskusi terkait konsep buku, tanda tangan kontrak, proses penyuntingan, pemilihan sampul buku, dan perencanaan pemasaran buku.

Lamanya proses sejak penandatangan kontrak hingga terbitnya buku bervariasi, namun biasanya tidak sampai lebih dari 6 bulan.

Tips Naskah Tembus Penerbit

Kak Ilham memberikan tips kepada penulis pemula agar naskah tulisan bisa lulus kurasi penerbit.

Tentu memiliki cerita yang menarik. Teknik penulisannya juga yg apik. Tipsnya, buatlah tulisan yang sangat menarik sejak paragraf pertama. Pokoknya, tulisan yg bikin betah, Kak.

Ilham Miftahuddin, editor Mizan Pustaka

Tidak hanya itu, kak Ilham juga menyarankan penulis pemula yang ingin menembus penerbit mayor agar memerhatikan buku-buku yang diterbitkan oleh suatu penerbit mayor. Misal Bunda ingin sekali naskah novel Bunda diterbitkan oleh Mizan Pustaka, maka Bunda perhatikan novel-novel yang diterbitkan Mizan. Cara penulisan, tema cerita, dan lain-lain. Karena, novel-novel tersebut dapat juga menggambarkan selera editor Mizan Pustaka.

Kesalahan umum dari tulisan penulis pemula, kata Kak Ilham, adalah:

Dari pengalaman saya, khususnya dalam fiksi, masih banyak penulis yang tidak yakin dengan premis ceritanya. Akibatnya, cerita sering melebar ke mana-mana hingga kehilangan fokus. Selanjutnya, yang perlu dipikirkan adalah teknik menulisnya. Saya rasa, bila banyak membaca, teman-teman penulis bisa banyak “mencuri” teknik kepenulisan dari para penulis handal. ??

Bagaimana Bunda, sudah siap menulis untuk dikirimkan ke penerbit? Semoga tulisan ini bisa menggenapi pengetahuan Bunda dalam mengenal ragam penerbit buku dan mengenal seluk beluk penerbit. Semangat menulis ya, Bunda!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *