Berbicara pada anak tidak selalu mudah. Apalagi jika keinginan orangtua dan anak bertolak belakang. Masih dalam rangka praktik komunikasi produktif, hari ini saya meminta tolong kepada Abang Ibrahim untuk menjaga Adik Dawud sembari bermain. Saya arahkan Ibrahim untuk bermain di ruang tengah yang hanya dipisah meja dengan dapur. Jadi, saya masih tetap bisa memantau anak-anak.
Alih-alih menurut, Abang menolak. “Abang mau gambar-gambar di kamar Ayah aja.” Di kamar Ayah ada semacam whiteboard yang biasa digunakan Ibrahim untuk menggambar. Saat itu, Ayahnya Ibrahim sedang work from home di kamar. Khawatir anak-anak akan membuat bising, saya tawarkan solusi lain. “Gambar di sini (ruang tengah) aja ya. Nanti Bunda kasih kertas kosong buat Abang gambar, mau?” Mendengar kertas kosong, Abang langsung semangat. “Mau!”.
Poin Komunikasi
Dari komunikasi yang saya lakukan terhadap anak, ada beberapa poin komunikasi yang sudah saya implementasi:
- Menahan marah ketika anak menolak perintah atau keinginan orangtua. Seringnya, saya buru-buru marah ketika anak menolak perintah. Hari ini berbeda, saya memberi jeda diri untuk berpikir sebelum marah.
- Menatap langsung ke mata ketika berbicara pada anak. Tidak jarang, saya menyuruh Ibrahim dalam kondisi sedang melakukan pekerjaan lain sehingga tidak langsung menatap mata saat bicara.
- Fokus pada solusi. Ibrahim termasuk yang sering nego atas apa-apa yang saya perintahkan. Hal ini memaksa saya mencari jalan keluar atau solusi yang menyenangkan kedua belah pihak.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
Ketika akhirnya Ibrahim menjaga adik, masih ada hal-hal yang dilakukan Ibrahim yang membuat saya jengkel. Saya menduga, hal ini disebabkan saya tidak memberikan arahan jelas atas apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kala menjaga adik. Lain kali, perlu dirinci lagi dengan sederhana apa yang saya harapkan kala Abang menjaga adiknya.
Bintang Penilaian.
Atas komunikasi yang dilakukan, saya memberi 4 dari 5 bintang. Saya cukup puas walaupun masih ada hal-hal minor yang masih perlu diperbaiki.
Sekian jurnal harian Mamak Ibrahim terkait berbicara kepada anak. Semoga esok lebih baik lagi.
Tabik!
2 replies on “Berbicara pada Anak: Win-win Solution”
[…] Berbicara pada Anak: Win-win Solution […]
[…] pernah mulai toilet training Abang Ibrahim dengan lepas pospak tanpa training pants. Alhasil, air pipis berleleran di lantai. Selain kotor, […]