Bunda, kali ini saya ingin membagikan hasil ngaji online beberapa hari yang lalu di sebuah kelas parenting. Tema yang dibahas tempo hari adalah tentang mengajarkan Alquran kepada anak sedari dini. Ini hal yang saya tahu perlu tapi seringnya tidak teragenda dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih berinteraksi dengan Alquran, anak-anak saya lebih sering menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Semoga kondisi Bunda lebih baik dari saya ya. Tulisan ini juga saya niatkan sebagai pengingat dan rekam jejak atas proses belajar saya selama ini. So, enjoy ya Bund!
Daftar Isi
Kenapa Harus Mengajarkan Alquran kepada Anak?
Pada tadabbur surat Ar Rahman ayat (1-3) adalah Allah menciptakan manusia setelah Allah mengajarkan Alquran. Orang yang dalam hatinya tidak ada Alquran digambarkan seolah tidak pernah diciptakan.
Kata Ustadz Ja’far, orang yang dalam hatinya tidak ada Alquran adalah seperti rumah kosong. Rumah yang kosong pada beberapa waktu akan lebih cepat hancur. Rumah yang tidak dipakai akan cepat rusak. Begitupun hati yang tidak ada Alquran di dalamnya, seolah menjadi hati yang mati.
Alquran yang diajarkan kepada seseorang akan menumbuhkan kecerdasan hati dan akal bagi anak karena ia akan terbiasa memikirkan kehidupan akhirat setelah kematian. Segala tidak tanduknya akan dipertimbangkan: apakah akan berguna untuk akhiratnya?
Yuk, Bundah kita mulai kenalkan dan ajarkan Alquran.
Para Tokoh Penting Penghafal Alquran
Telah berlalu banyak tokoh muslim dengan segala sumbangsihnya untuk peradaban (tidak hanya untuk negara). Dalam usia muda, mereka mencetak berbagai prestasi yang tidak main-main. Jadi terpikir oleh saya, bagaimana orang tua mereka mengajari mereka untuk bisa berprestasi di usia muda? Apa yang berbeda dari kebiasaan mereka dengan anak-anak muda hari ini?
Banyak dari para ulama dan orang-orang penting tersebut ternyata telah hafal Alquran sejak dini. ‘Sekolah’ mereka saat ini diketahui tidak berbentuk seperti sekolah kita hari ini. Diantara tokoh-tokoh penghafal Alquran di usia dini tersebut adalah:
Imam Syafi’i
Imam Syafi’i hidup pada tahun 150 H hingga 204 H dan telah hafal Alquran di usia 7 tahun. Tentu kita tidak asing lagi dengan Imam Syafi’i. Beliau adalah satu dari empat imam fiqih yang ilmunya menyebar di dunia.
Umar bin Abdul Aziiz
Umar bin Abul Aziiz adalah pemimpin yang fenomenal. Hanya dalam waktu kepemimpinan 29 bulan telah mampu menjadikan rakyatnya kaya dan sejahtera. Tentu kita telah mengetahui kisah tentang salah seorang rakyat Abdul Aziiz kebingungan mencari orang yang dapat menerima zakatnya. Hal ini menunjukkan betapa sejahtea kehidupan rakyat yang dipimpin Umar bin Abdul Aziiz saat itu. Riwayat menyebutkan bahwa Umar bin Abdul Aziiz telah hafal Alquran saat masih kecil. Memang tidak ada penyebutan angka pasti tetapi kata-kata ‘masih kecil’ adalah kondisi seseorang yang belum memasuki usia tamyiz.
Ibnu Sina
Terlepas dari kontroversinya, kita tidak mungkin tidak kagum dengan sosok yang kitabnya terkait ilmu kedokteran masih menjadi rujukan tenaga medis hingga kini di seluruh dunia. Riwayat menyebutkan bahwa Ibnu Sina (370H-428H) telah hafal Alquran di usia 5 tahun.
Kesamaan dari mereka adalah mereka telah hafal Alquran sejak kecil (sebelum tamyiz) dan mempunyai prestasi luar biasa untuk peradaban. Sudahkah dua hal tersebut cukup untuk menjadi alasan kita memulai mengenalkan dan mengajarkan Alquran kepada anak sejak dini?
Kapan Kita Memulai?
Mulai dari sekarang. Jika Bunda memiliki anak yang sudah tamyiz, jangan berkecil hati, mulailah dari sekarang. Jika anak Bunda masih berusia 3 tahun, mulai dari sekarang. Karena, kata Ustadz Ja’far, anak-anak yang berada pada rentang usia 3-4 tahun sedang kuat sekali dalam meng-copy-paste apapun (hayoo..hati-hati dalam bersikap ya Bun). Karenanya, akan sangat baik sekali jika pada usia ini dikenalkan dan diajarkan untuk menghafal Alquran.
Bagaimana jika Bunda anak bunda masih berbentuk janin dalam kandungan? Mulai dari sekarang juga kenalkan anak dalam kandungan Bunda dengan Alquran. Sebaiknya Alquran dibacakan langsung oleh orang tua kepada anaknya. Namun, jika tidak memungkinkan boleh menggunakan rekaman murotal.
Bagaimana Cara Menumbuhkan Cinta kepada Alquran?
Ustadz Ja’far memberikan beberapa tips untuk menumbuhkan kecintaan anak pada Alquran. Dengan berbekal cinta, anak-anak akan tetap dekat dengan Alquran tanpa diminta dan tanpa disuruh, insya Allah. Kita, sebagai orang tua, tentu sangat ingin anak-anak kita tidak salah jalan sepeninggalan kita. Maka, semampu mungkin kita bekali anak-anak dengan hal yang kitab petunjuk manusia: Alquran. Berikut beberapa tips yang diutarakan oleh Ustadz Ja’far:
Perdengarkan Alquran
Kepada anak, perdengarkanlah Alquran sesering mungkin. Memperdengarkan Alquran ini bisa dimulai sejak janin.
Bacakan Alquran di depan anak-anak
Anak-anak perlu contoh atas perbuatan baik. Jangan berharap anak akan cinta pada Alquran jika orang tua tidak membaca Alquran di depan anak-anak. Bukan untuk pamer, membaca Alquran di depan anak ditujukan sebagai teladan agar tumbuh kecintaan anak sejak dini.
Berikan hadiah mushaf secara khusus
Pemberian mushaf secara khusus dapat juga meningkatkan kecintaan anak pada Alquran. Hadiah ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi anak. Pemberian hadiah ini perlu diiringi dengan penjelasan bahwa hadiah ini tidak serta merta diberikan untuk setiap pencapaian anak. Sbebaik-baik hadiah adalah hadiah dari Allah kepada para penghafal Alquran. Ceritakan juga kepada anak-anak hadiah apa yang Allah janjikan untuk para penghafal Quran.
Kisahkan pada anak-anak tentang kisah-kisah dalam Alquran
⅓ isi Alquran adalah tentang kisah, maka pasti kisah bukan hal sederhana yang patut untuk dilewatkan. Kekokohonan dakwah Rosul salah satunya ditopang oleh kisah-kisah dalam Alquran.
Kira-kira begitu penjelasan sekaligus rangkuman atas ngaji online yang saya ikuti. Semoga Allah bimbing kita selalu ya.