Sebagai seorang Ibu dari 2 orang anak, pada beberapa kesempatan, saya ikut menemani anak menonton televisi. Kami memang masih mengizinkan anak menonton televisi. Bagi saya, dengan begitu, saya bisa lebih leluasa mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Jika tidak ada pekerjaan, saya sempatkan menonton bersama anak-anak. Pada suatu saat, saya ikut serta menonton salah satu episode Upin & Ipin dan tercengang. Sebuah cerita yang berpotensi mengganggu akidah anak-anak kita. Dan ternyata, hal tersebut tidak hanya ada di satu episode, tapi ada juga di episode lainnya.
Sebentar, sudah tahu kan serial animasi Upin & Ipin? Itu loh, serial animasi karya Malaysia yang bercerita tentang kehidupan dua anak kembar di sebuah kampung bernama Kampung Durian Runtuh.
Saya ingat, pertama kali menonton Upin & Ipin ini kala masih di bangku kuliah. Sewaktu itu, Upin & Ipin belum masuk channel televisi nasional di Indonesia. Sebagian besar ceritanya bagus dan gambarnya terlihat ada perbaikan lebih baik secara berkala. Hanya saja, saya agak kaget ada cerita yang dirasa perlu penjelasan lebih lanjut kepada anak-anak. Setidaknya, saya mencatat ada 2 episode Upin & Ipin yang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berpotensi mengganggu akidah.
- Episode Upin & Ipin: Kembara Ke Pulau Harta Karun
Episode ini bercerita tentang petualangan Upin, Ipin, dan teman-temannya dalam mencari harta karun. Dengan menggunakan sebuah peta, 2 kelompok yang tadinya bermusuhan bergabung menjadi satu untuk satu tujuan: mencari harta karun berupa bola. Bukan sembarang bola, ini bola dapat mengabulkan permintaan. Hanya satu permintaan pada waktu tertentu. Setelah sampai di tempat tujuan sesuai peta, ternyata bola sakti telah lebih dulu diambil oleh sekelompok suku Pulu. Cerita setelahnya mengisahkan perjalanan mereka mencari bola sakti di pemukiman suku Pulu.
Episode tersebut cukup panjang sehingga dipecah menjadi 8 bagian. Dengan cerita yang dijalin apik, kita dapat terhanyut mengikuti petualangan mereka. Padahal, dari cerita tersebut adalah mencari bola yang dapat mengabulkan permintaan. Meminta pada selain Allah ini berbahaya bagi akidah anak-anak kita. Setidaknya akan tertanam di benak anak-anak kita bahwa meminta bisa kepada benda mati.
Parahnya lagi, pada episode tersebut, ditunjukkan ketika Zul meminta ikan kerapu pada bola sakti, permintaan Zul benar dikabulkan dengan tiba-tiba muncul ikan kerapu yang seperti dilemparkan dari atas kepada Zul. Ini mengandung pesan bahwa benar benda mati dapat mengabulkan keinginan. Dari yang awalnya baru sebatas dugaan Upin dkk lalu benar terbukti menjadi kenyataan.
- Episode Upin & Ipin: 3 Hajat
Pada episode ini diceritakan kisah sebuah buku istimewa. Suatu hari Upin dan Ipin diminta oleh Ah Tong untuk membantu membereskan barang. Upin menemukan tumpukan buku bekas dalam kardus yang akan dibuang oleh Ah Tong. Daripada dibuang, Upin dan Ipin meminta ijin untuk mengadopsi buku-buku tersebut, termasuk di dalamnya sebuah buku istimewa. Buku tersebut tidak berisi alias kosong tanpa tulisan. Namun, kejadian aneh terjadi ketika buku tersebut terkena air. Buku mengeluarkan sebuah tulisan yang serupa pesan. Tidak lama, tulisan kembali hilang. Pesan yang muncul adalah menyuruh pembaca buku untuk meminta 3 permintaan. Kelak, permintaan tersebut akan terkabul.
Permintaan pertama adalah meminta ayam goreng yang dilakukan oleh Ipin. Tidak lama, Atok Dalang datang memberikan ayam goreng pada mereka. Merasa terkabul, permintaan berlanjut pada yang kedua: Robot X. Pada permintaan kedua ini agak berbeda. Walaupun terkabul, tapi dikisahkan bahwa ada kesalahpahaman yang terjadi. Sehingga, pengabulan permintaan menjadi dianulir.
Serupa dengan episode Kembara ke Pulau Harta Karun, episode ini mengandung pesan meminta kepada selain Allah yang sungguh merusak akidah. Walaupun penulis cerita berusaha untuk memberikan alasan atas setiap terkabulnya permintaan dan menyisipkan sebuah permintaan yang teranulir, tetap saja, ada permintaan yang dikabulkan. Pesan ini akan menguat pada kejadian permintaan ketiga. Untuk lengkapnya, bisa teman-teman tonton sendiri pada channel yang tersedia.
Meminta kepada Selain Allah
Inti dari 2 episode yang saya sebutkan di atas adalah meminta kepada selain Allah. Pada episode pertama meminta kepada bola sakti dan pada episode kedua meminta kepada buku. Pesan-pesan seperti ini sungguh tidak elok dimasukkan dalam sebuah animasi anak-anak. Jika pun tergolong sarkasme, saya rasa tidak cocok sebuah animasi anak-anak mengandung pesan sarkasme. Kan proses berpikir anak-anak masih sederhana.
Tanpa penjelasan lanjutan dari orangtua, tontonan ini sangat mengganggu akidah anak-anak kita. Dalam islam, inti agama adalah akidah. Rusak intinya, keropos juga bagian lainnya. Tentang akidah, teman-teman bisa cari tahu lebih lanjut pada sumber yang kompeten. Tugas saya melalui tulisan ini ingin mengajak teman-teman pembaca yang sudah atau akan memiliki anak, temani betul-betul anak-anak kita. Bersamai mereka dengan baik, pun saat menonton televisi. Perbanyak dialog tentang keimanan. Jadikan diri kita orangtua yang teladan bagi anak-anak. Masa kanak-kanak ini krusial. Masa dimana kita membentuk pondasi iman untuk anak-anak. Juga, masa ini sebentar, tapi tanggung jawab kita sampai akhirat.
Tulisan ini juga menjadi pengingat bagi diri saya pribadi. Idealnya, anak-anak tidak perlu akrab dengan televisi. Tiadakan televisi di rumah, ganti dengan keberadaan orangtua dan buku. Karena belum sampai tahapan ideal, saya perbaiki yang salah dengan segera. Tulisan ini termasuk ikhtiar saya memperbaiki diri. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membaca. Jika ada tanggapan, boleh disampaikan pada kolom komentar. Terima kasih.